KicauanRakyat – Isu soal munculnya European Super League (ESL) kembali mencuat ke permukaan.
Hal tersebut dipastikan setelah Mahkamah Agung Eropa (European Court of Justice) memberikan keputusan anyar.
Mahkamah Agung Eropa mengeluarkan vonis bahwa FIFA dan UEFA telah menyalahgunakan kekuasaan mereka.
Dua otoritas itu disebut memaksakan dominasi dengan melarang penyelenggaraan kompetisi Liga Super Eropa dan mengancam akan memberi sanksi bagi pihak-pihak terlibat.
Hal ini menurut pengadilan bertentangan dengan hukum Uni-Eropa yang menjamin kebebasan individu atau lembaga tertentu untuk berkompetisi.
“Peraturan FIFA dan UEFA yang membuat proyek sepak bola antarklub yang baru harus mendapat persetujuan mereka, seperti Liga Super, dan melarang klub serta pemain untuk tampil di kompetisi tersebut, adalah melanggar undang-undang,” bunyi pernyataan European Court of Justice (ECJ).
Meski putusan Mahkamah Agung Eropa sudah keluar, FIFA dan UEFA mengaku tidak serta merta ESL bisa digelar begitu saja.
FIFA dan UEFA selaku otoritas tertinggi sepak bola pun mendapatkan dukungan dari berbagai klub dan liga.
Liga Inggris dan Liga Spanyol menjadi dua kompetisi besar yang paling cepat memberikan respons soal ESL.
Selain itu, klub-klub raksasa Liga Inggris seperti Liverpool dan Manchester United sudah menolak dengan keras penyelenggaraan kompetisi tandingan tersebut.
Sejauh ini, baru ada dua tim yang benar-benar mendukung ESL, yakni Barcelona dan Real Madrid.
Barcelona dan Real Madrid memang diketahui dua tim yang bertahan sebagai pendiri ESL sejak kali pertama muncul.
Selain itu, ada juga Napoli yang disebut-sebut tertarik untuk ikut bergabung dengan ESL.
Ancaman ESL sepertinya semakin ke sini semakin serius.
Alhasil, UEFA mengambil langkah berani untuk benar-benar mematikan ESL sesegera mungkin.
Rencananya, otoritas tertinggi sepak bola Eropa itu akan menambahkan uang hadiah untuk para pemenang di tiga kompetisi Eropa.
Jumlah dana yang disuntikkan pun tidak main-main, yakni sebesar 500 juta euro atau sekitar Rp8,5 triliun.
Selain itu, UEFA juga akan menambah persentase pendapatan klub yang didapat dari kompetisi Eropa.
Nantinya, klub-klub yang berlaga akan menerima persentase pendapatan mencapai 93,5 persen.
Adapun UEFA hanya akan menerima 6,5 persen.
Klub-klub raksasa Eropa pun kabarnya akan lebih diuntungkan dengan keputusan UEFA.
Pasalnya, klub-klub top Eropa akan mendapatkan pembagian dana dari hak siar lebih besar dibandingkan edisi-edisi sebelumnya.
Keputusan tersebut tentu terbilang berani karena akan mengurangi pemasukan UEFA.
Namun, demi mengalahkan ESL, UEFA tampaknya serius akan menerapkan kebijakan tersebut pada musim depan.