KicauanRakyat – Permainan taktis dan cepat khas Anthony Ginting harus berjalan anti-klimaks setelah dia gagal meredam kebangkitan Prannoy Hi-Tech Zone Sports Centre Gymnasium, Chengdu, Sichuan, China, Rabu (1/5/2024).
Tampil di partai pertama, Ginting sebenarnya sempat unggul telak dan menang mudah di gim pembuka.
Namun kesalahan sendiri yang kambuh dari pukulan runner-up All England Open 2024 itu membuatnya merugi hingga dipaksa rubber game.
Pada gim ketiga yang jadi penentuan, ada satu insiden di mana Ginting terpantau tak sengaja melakukan double hit yang termasuk fault.
Prannoy sempat protes keras, tetapi umpire tidak melihat kejadian itu dan Ginting diam saja.
Namun service judge yang mengetahui insiden itu segera mengkonfirmasi fault dari Ginting dan umpire pun mengubah keputusan untuk memberikan poin pada Prannoy.
Sejak insiden itu, Ginting mulai banjir eror dan terkejar hingga berbalik ketinggalan dari 7-3 malah jadi 9-11.
Pertandingan pun makin menekan untuk sisi Ginting hingga pemain ranking 7 dunia itu kalah dengan skor akhir 21-13, 12-21, 12-21 dan membuat Indonesia sementara ini tertinggal 0-1 dari India selaku juara bertahan.
Mode tancap gas langsung digalakkan Ginting sejak gim pertama dimulai.
Bermain bersih minim error menjadi kunci bagaimana Ginting menguasai jalannya permainan di gim pertama.
Serangan tajam dan pertahanan yang begitu rapat membuat Prannoy frustrasi sendiri.
Ginting sampai unggul sangat jauh dari 6-1, 10-3 hingga 11-4,
Setelah interval, dominasi Ginting semakin tidak terbendung.
Reli panjang sempat terjadi, tetapi poin untuk Prannoy karena netting Ginting gagal.
Ginting masih memimpin 13-5.
Prannoy berusaha memperlambat tempo dengan lebih banyak bermain netting dan permainan depan. Ginting masih tertahan di angka 13 saat Prannoy menambah angka satu lagi 13-6.
Return service berupa deception ke arah baseline memutus raihan skor Prannoy, Ginting bertambah unggul 15-6.
Ginting mulai sering melakukan kesalahan di area depan meski keseimbangannnya terjaga.
Servis eror bahkan sempat dilakukan Ginting ketika meleati batas permainan ganda.
Sejumlah poin yang didapat Prannoy di pengujung gim kesatu ini kebanyakan dari kesalahan Ginting.
Untungnya, Ginting segera kembali fokus. Pukulan-pukulan ajaib dan defens tembok darinya kembali muncul dan mengantarkannya pada game point sebelum akhirnya mengantongi gim pertama dengan skor 21-13.
Memasuki gim kedua, dorongan Prannoy ke arah backhand Ginting selalu melebar. Membuat wakil Indonesia unggul cepat 0-3.
Namun, unforced error Ginting empat kali beruntun membuat dia berbalik tertinggal 3-4.
Ginting sempat menempel ketat perolehan skor sampai 8-9, tetapi kesalahannya sendiri membuat Prannoy makin di atas angin dan memimpin 11-9.
Setelah interval, jarak poin makin melebar di mana Ginting tertinggal 9-13.
Netting error beruntun dari Ginting semakin membuatnya merugi bahkan smes tajamnya pun membentur net, sampai akhirnya gim kedua jatuh pada Prannoy dengan skor 12-21.
Gim ketiga sebenarnya diawali Ginting dengan baik saat dia mampu unggul 7-3.
Namun, ada momen pengembalian netting Ginting yang terlihat jelas double hit tetapi tidak diketahui umpire.
Prannoy sempat protes, Ginting hanya terdiam dan tidak mengiyakan fault yang dilakukannya.
Service judge yang mengetahui insiden itu mengabarkan pada wasit dan poin pun diberikan untuk Prannoy.
Sejak itu, Ginting justru main tak karuan hingga terkejar dan berbalik ketinggalan 9-11.
Selepas jeda, permainan Ginting benar-benar semakin bermasalah, banyak pukulan dia tak akurat dan sering melebar.
Ginting kian tertinggal 9-13.