KicauanRakyat – Persaingan Liverpool dan Bayern Muenchen dalam mendapatkan tanda tangan Xabi Alonso berakhir antiklimaks.
Tak ada pemenang dalam perlombaan tersebut karena sang pelatih pada akhirnya memilih bertahan di Bayer Leverkusen.
Keputusan itu telah disampaikan secara langsung oleh Alonso di depan awak media pada Jumat (29/3/2024) waktu setempat.
“Setelah banyak pembicaraan mengenai masa depan saya, saya menggunakan waktu istirahat untuk merenung dan membuat keputusan.”
“Ini adalah tempat yang tepat bagi saya,” lanjutnya.
Liverpool dan Muenchen jelas kecewa dengan keputusan juru taktik asal Spanyol itu.
Sebab, keduanya sama-sama menargetkan Alonso sebagai pelatih anyar mereka pada musim 2024-2025.
Seperti diketahui, kursi pelatih Liverpool dan Muenchen akan segera kosong mulai pengujung kampanye 2023-2024.
Liverpool dipastikan akan ditinggal Juergen Klopp.
Pelatih berusia 56 tahun itu menyampaikan keputusannya resign dari Anfield sejak akhir Januari kemarin.
Di sisi lain, Die Roten memutuskan untuk mengakhiri kerja sama mereka dengan Thomas Tuchel lebih cepat.
Si juru taktik asal Jerman akan mengemasi barang-barangnya pada akhir musim ini dari yang seharusnya 30 Juni 2025.
Hasil mengecewakan yang diraih Muenchen sejauh ini disebut sebagai penyebab manajemen klub mengambil keputusan tersebut.
Namun, Liverpool dan Bayern Muenchen tak mau lama-lama larut dalam kekecewaan.
Karena menurut laporan dari The Times, keduanya kini sudah mengalihkan target kepada Roberto De Zerbi.
Keberhasilan De Zerbi menyulap Brighton & Hove Albion menjadi tim solid dan memiliki permainan indah menjadi penyebab Liverpool dan Muenchen meminatinya.
Menariknya, De Zerbi juga adalah murid tak langsung dari Pep Guardiola.
Hal itu karena De Zerbi beberapa kali mengatakan bahwa caranya melatih terinspirasi oleh Guardiola.
Maka dari itu, tak mengherankan jika sang pelatih asal Italia sering memakai skema formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 bersama The Seagulls.
Formasi tersebut efektif digunakan untuk tampil dominan dan menekan lawan dengan intensitas tinggi.
Guardiola sendiri sudah menerapkan strategi serupa sejak di Barcelona.