KicauanRakyat – Juventus takluk secara tragis dalam lawatan ke markas Lazio, Stadion Olimpico, Sabtu (30/3/2024).
Dalam duel pekan ke-30 Liga Italia, Si Nyonya Tua menyerah 0-1 akibat gol larut Adam Marusic.
Sundulan pemain Serbia itu menjebol gawang Juve pada ujung pertandingan.
Bagi anak asuh Massimiliano Allegri, hasil ini meneruskan tren paceklik.
Juventus hanya mengemas 7 poin dari 9 partai terakhir di Serie A.
Artinya, mereka hanya memenuhi 26 persen dari target maksimal 27 angka yang bisa dikeruk dari 9 laga tersebut!
Rentetan krisis ini bermula dari hasil imbang 1-1 dengan Empoli pada giornata ke-22 (27/1/2024).
Selanjutnya mereka berturut-turut menghadapi Inter Milan (0-1), Udinese (0-1), Verona (2-2), Frosinone (3-2), Napoli (1-2), Atalanta (2-2), Genoa (0-0), dan kini Lazio (0-1).
Ya, kemenangan tipis nan dramatis atas klub zona degradasi, Frosinone, menjadi satu-satunya tripoin yang hadir dalam periode kelam ini.
Hanya dalam 9 pekan, status Bianconeri berubah dari kandidat serius pesaing Inter Milan scudetto menjadi terancam gagal lolos Liga Champions.
Juventus (59 poin) kini menempati peringkat ketiga di klasemen.
Mereka ketinggalan 17 angka dari Inter, bahkan terus dijauhi AC Milan dengan selisih 6.
Di bawahnya sudah siap Bologna (54 poin), Roma (51), hingga Atalanta (50), mengintip peluang menyalip dengan modal tren penampilan lebih meyakinkan.
Anehnya, kondisi gawat di Juventus tetap ditanggapi santai oleh Allegri.
Pascaduel melawan Lazio, pria yang baru saja menggoreskan rekor pribadi 500 laga di Serie A mengungkapkan kebanggaan terhadap kinerja pasukannya.
Meskipun tertinggal semakin jauh dari duo Milan, Allegri tetap pede bisa dianggap sukses dengan memenuhi target klub musim ini: finis 4 besar atau lolos ke Liga Champions.
“Kami akan meraih tempat di Liga Champions, bahkan jika itu di hari-hari terakhir,” katanya.
“Statistik mengatakan bahwa kami tidak melakukan hal yang bagus.”
“Untungnya, kami memiliki keunggulan (poin) yang besar dari tim peringkat lima,” imbuhnya kepada DAZN.
Di mata pengamat sepak bola dari CBS, Matteo Boneti, sikap Allegri yang seolah-olah tanpa dosa dianggap memalukan.
Apalagi rentetan hasil minor disertai kegagapannya memilih maupun menerapkan strategi di lapangan.
Imbasnya, bukan cuma hasil akhir yang jelek, permainan Federico Chiesa dkk juga ikut mengkhawatirkan bagi klub sebesar Juve.
Saat menghadapi Lazio, Allegri memutuskan buat mengubah pola ke 4-3-3 di mana eksperimen ini gagal total.
Menurunkan bek sayap kiri veteran, Mattia De Sciglio, untuk pertama kali musim ini setelah dilanda cedera 11 bulan dan menaruh Andrea Cambiaso di sisi berlawanan dianggap langkah blunder.
“Dia seharusnya malu pada dirinya sendiri dengan caranya mengatur tim ini,” kata Boneti.
“Anda punya waktu semnggu persiapan, dalam hal ini dua minggu (selama jeda internasional).”
“De Sciglio seharusnya tak dimainkan, dia tidak cukup baik untuk pertandingan level ini.”
“Juventus menjalani pertandingan ini seperti tim gurem. Itu bukan cara Juventus,” imbuhnya.
Gawat bagi Allegri, tiga partai berat yang bisa menentukan nasibnya di kursi kepelatihan Juve sudah menanti.
Mereka akan meladeni Lazio di semifinal pertama Coppa Italia (2/4/2024), lalu menjamu Fiorentina pada lanjutan Serie A (7/4/2024) dan derbi versus Torino (13/4/2024).