KicauanRakyat – Menurut Raphael Maitimo, Erick Thohir hingga saat ini cukup baik mengelola PSSI.
Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum PSSI usai Mochamad Iriawan lengser.
“Dari yang saya lihat, baca, dan dengar, PSSI kini di bawah Erick Thohir jauh lebih terorganisir dan pengelolaannya bagus,” kata Raphael Maitimo dalam keterangan yang diterima, Selasa (26/3/2024).
“Hal itu sungguh membuat nyaman pesepakbola baru yang dinaturalisasi dan mereka merasa senang karena semua proses berjalan rapi, cepat, dan lancar.”
“Sungguh beda dibandingkan dengan jaman saya,” sambung Maitimo.
Di era Erick Thohir, PSSI sudah menaturalisasi sejumlah pemain. Terbaru ada nama Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen.
Dia berharap pemain keturunan yang kini memperkuat timnas Indonesia dapat berdampak positif untuk prestasi skuad Garuda.
“Saya harap mereka bisa berkontribusi bagi sepak bola Indonesia,” tutur mantan pemain Persita Tangerang itu.
“Dan menumbuhkan persaingan antar sesama,sekaligus meningkatkan performa pemain lokal agar makin tinggi kualitasnya.”
“Hal itu akan berdampak baik bagi sepakbola Indonesia,” ujar Maitimo.
Sebelumnya, Maitimo, dinaturalisasi saat PSSI era Johar Arifin Husin periode 2011-2015.
Diakui Maitimo, butuh waktu yang panjang untuk menyelesaikan urusan proses naturalisasinya.
“Saya diundang PSSI, ketika itu Iman Arif (Deputi bidang Teknis Badan Tim Nasional PSSI) yang mengurus,” kata pria berusia 40 tahun itu.
“Dia pula yang pertama bertanya, apakah saya tertarik membela Timnas karena saya punya garis keturunan Indonesia.”
“Lama sekali. Proses di mulai tahun 2010, namun baru 2012 saya baru bisa pakai kostum timnas.”
“Dan saya tidak mendapat apapun kecuali kenyataan akhirnya bisa bermain untuk Indonesia,” lanjutnya.
Kini Maitimo yang sudah gantung sepatu masih sangat ingin berkontribusi untuk sepak bola Tanah Air.
“Bagaimanapun Indonesia rumah saya juga,” ucap pemain kelahiran Rotterdam, Belanda tersebut.
“Saya ingin sekali menjadi bagian dalam membangun sepakbola Indonesia yang perjalanannya masih panjang untuk membenahi infrastruktur, fasilitas, dan manajemen.”
“Apalagi saat ini, banyak posisi strategis untuk memajukan sepak bola Indonesia ditempati orang-orang yang tidak memiliki kualitas bagus. Semoga keinginan itu bisa terwujud. Siapa tahu,” tutupnya.