KicauanRakyat – Langkah Jonatan terus berlanjut hingga ke laga puncak usai dia memetik kemenangan pada pertandingan semifinal yang bergulir di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Sabtu (16/3/2024).
Juara French Open 2023 itu menang atas Lakshya Sen (India) lewat pertarungan tiga gim yang menguras mental.
Mengantongi gim pertama dengan cukup telak, nyatanya tak menjamin laga yang dijalani Jonatan berlangsung dengan mudah.
Pada gim kedua, dia justru panen eror tak tertolong sampai kalah cukup telak dan berpengaruh besar pada laju performa dia saat melanjutkan gim ketiga.
Start buruk di gim penentuan hampir jadi bumerang untuk Jojo, sebelum lambat laun dia berhasil mengatasi kepanikan dan bersabar meladeni serangan Sen hingga merebut kemenangan dramatis nan fantastis.
Diawali laga ketat di awal gim pertama, Jonatan perlahan menemukan celah lawan ketika memasuki pertengahan laga.
Setelah sengit sampai 7-6, Jonatan berhasil memimpin kendali permainan.
Dia banyak mengincar Sen di sisi forehand.
Beberapa kali smesnya ke arah forehan berhasil mendatangkan poin.
Dibantu beberapa kesalahan sendiri dari Sen yang terjadi beberapa kali beruntun, Jonatan memegang keunggulan 11-7.
Setelah break interval, dia semakin dominan hingga 14-7. Sempat mulai dikejar, Jonatan berhasil membaca arah bola Sen dengan sangat cerdik.
Dia menempatakn shuttlecok di arah yang tidak disangka Sen, membuat dia semakin unggul 16-10.
Kesalahan demi kesalahan terus dilakukan Sen, membuat dirinya sendiri tertekan. Sedangkan Jonatan kian di atas angin melancarkan serangan smes ke manapun arahnya, hingga unggul 19-12.
Smes melebar dari Sen mengantarkan game point untuk Jonatan 20-12.
Jonatan tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan serangan cepat di reli berikutnya dan menyambar bola tanggung Sen untuk mengantongi gim pertama 21-12.
Memasuki gim kedua, dua kesalahan membuat Jonatan ketinggalan duluan 0-2.
Kontrol angin yang kurang dan kesalahan di area depan membuat Jonatan kian merugi, dia tertinggal cepat 3-7. Poin Sen di kedudukan ini bahkan berasal dari smes silang Jonatan yang melebar jauh melewati batas garis lapangan ganda.
Giliran di sisi berikutnya, smes silang dia juga melebar, membuat dia ketinggalan 3-8 dan makin tertekan. Unforced error mengalir deras dari raket Jonatan sampai dia ketinggalan 3-11.
Cegatan Sen dari pukulan-pukulan silang gagal diantisipasi Jonatan. Wakil Indonesia semakin tertekan dan ketinggalan jauh 4-14.
Saat Jonatan berusaha menaikkan tempo serangan, dia justru terburu-buru sendiri, membuatnya semakin merugi sampai kalah 10-21.
Kurang sabar sering jadi penghalang Jonatan untuk meraih angka setelah reli-reli panjang hingga dia kalah start 0-3.
Situasi pada gim penentuan benar-benar sulit dikendalikan Jonatan. Dia kewalahan menghadapi serangan Sen dan berujung panik hingga eror sendiri.
Setelah berhasil menyamakan skor sampai 7-7, Jonatan mulai menemukan kembali ritme permainan dia sampai mengambil alih keunggulan di interval 11-8.
Siapa yang menyangka, dalam posisi yang sulit karena tertekan melakukan banyak kesalahan sendiri, penampilan Jonatan berangsur membaik.
Dia berhasil tahan dengan segala gempuran serangan Sen hingga terus memimpin jauh 15-10.
Sabar menjadi kunci Jonatan sukses mengatasi segala serangan Sen yang sangat ulet. Dia benar-benar mengejar bola ke arah manapun yang diarahkan Sen.
Jonatan juga meminimalisir eror yang sepanjang gim kedua sangat tak tertolong.
Gim ketiga berbalik menjadi milik Jonatan seutuhnya sampai dia mengunci kemenangan dramatis dengan skor akhir 21-12, 10-21, 21-15.
Dia menyusul Anthony Sinisuka Ginting ke final dan memastikan terwujudnya All Indonesian Final.
Jonatan dan Ginting kompak mengulang prestasi para legenda di mana All Indonesian Final tunggal putra terakhir tersaji pada All England Open 1994 silam, yang diwakili Hariyanto Arbi dan Ardy B Wiranata.