KicauanRakyat – Kalah di babak-babak pertama dalam sebuah turnamen secara beruntun jelas bukan hasil yang diinginkan semua pemain.
Tidak terkecuali bagi Leo/Daniel yang rapor turnamennya belakangan selalu merah.
Kekalahan paling terbaru dialami Leo/Daniel pada babak pertama All England Open 2024 dari jawara Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-Lin, lewat tikungan tajam.
Dua kali mampu memimpin dengan nyaman pada gim pertama (12-8) dan kedua (11-7), mereka malah kandas dengan cepat 19-21, 19-21.
Lengah saat unggul seperti sudah menjadi penyakit lama bagi duet Juara Dunia Junior 2019 itu.
Namun lebih dari itu, persoalan level permainan yang telah lama stuck alias tidak berkembang, menjadi perkara utama yang harus diatasi pasangan besutan PB Djarum ini.
Hal ini sebagaimana diurgensikan oleh Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI, Aryono Miranat, setelah kekalahan mereka di All England Open 2024.
Dalam siaran pers dari PBSI, Aryono menyebut gelar-gelar juara di turnamen bertaraf BWF World Tour Sper 500 harusnya sudah bukan lagi jadi level Leo/Daniel.
Sebelum ini, keberhasilan Leo/Daniel menjadi juara atau mencapai final maksimal terjadi di level turnamen keempat dari piramida kompetisi BWF World Tour ini.
Juara Indonesia Masters itu pun dituntut untuk segera meningkatkan kelas permainan seiring bertambahnya jam terbang dan lamanya mereka digembleng dalam latihan di pelatnas.
“Leo/Daniel telah beberapa kali menjadi finalis atau juara di turnamen BWF Super 500, tapi sebenarnya level permainan (mereka) masih perlu banyak ditingkatkan,” tutur Aryono.
Aryono melanjutkan, satu aspek yang ingin ditingkatkannya dari Leo/Daniel adalah konsistensi mereka untuk fokus dalam menghadapi bola-bola reli.
“Untuk bisa mencapai babak akhir di level Super 750 atau Super 1000 memang masih perlu peningkatan atau pematangan tekniknya,” tegas pelatih orbitan PB Djarum itu.
Kalah lagi di turnamen besar dan penting, membuat kans Leo/Daniel untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024 makin tertutup.
Leo/Daniel saat ini menempati peringkat ke-12 dengan 63.395 poin dalam Race to Paris dan tertinggal dari dua rekan senegara.
Mereka adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ke-8/74.199) dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana (ke-10/68.849).
Sebagai informasi, setiap negara hanya bisa mengirim satu pasangan ganda di nomor bulu tangkis Olimpiade Paris kecuali ada dua wakil di peringkat delapan besar dalam ranking akhir.
Adapun Fajar/Rian dan Fikri/Bagas masih menabung angka setelah berhasil melaju ke perempat final All England Open 2024.
Fikri/Bagas mencetak kemenangan penting setelah mengalahkan pasangan nomor satu dunia Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India) pada babak kedua.
Adapun Leo/Daniel, di luar keberhasilan menjadi kampiun Indonesia Masters secara back-to-back, lebih sering menelan penderitaan early exit.
Tahun ini mereka telah mengalaminya tiga kali secara beruntun. Sebelum All England Open, The Babies angkat koper lebih cepat di French Open 2024 dan Thailand Masters 2024.