KicauanRakyat – Status Xavi Hernandez sebagai pelatih Barcelona harus berhenti di akhir musim 2023-2024.
Mendekati akhir Januari 2024, Xavi Hernandez mengumumkan mundur dari jabatannya sebagai pelatih.
Padahal masa bakti Xavi dengan Barcelona baru berakhir pada Juni 2025.
Namun, juru taktik asal Spanyol tersebut memutuskan resign.
Banyak dari pemain utama Barcelona sedih akan keputusannya.
Terlebih Xavi juga memiliki andil dalam kesuksesan tim memenangkan gelar Liga Spanyol di musim perdananya sebagai pelatih penuh di musim 2022-2023.
Keputusan yang diambil oleh Xavi rupanya turut dimaklumi oleh presiden El Barca, Joan Laporta.
Joan Laporta bahkan berjanji tidak akan memecatnya sekalipun Barcelona gagal total di Liga Spanyol dan Liga Champions.
Situasi itu kini membuat raksasa Catalunya mencari-cari kandidat guna mengisi kursi pelatih yang bakal kosong nantinya.
Mengingat kondisi keuangan klub yang sedang tidak baik-baik saja, Barcelona juga tidak akan gegabah.
Apalagi profil-profil besar dan yang menganggur juga tengah tersedia .
Namun, direktur olahraga El Barca, Deco, mengungkapkan beberapa kriteria dan syarat yang wajib dipenuhi sebagai pelatih nantinya.
Deco paham benar jika melatih tim sekelas Barcelona tidaklah mudah apalagi saat ini mereka sedang terbatas secara keuangan.
Profilnya jelas tidak jauh-jauh seperti Xavi Hernandez yang memahami filosofi klub.
Di samping itu, juru taktik baru harus bisa memahami kondisi klub jika menginginkan pemain baru.
“Namun untuk melakukan analisis, Anda harus memiliki lebih banyak data dan menggali lebih dalam.”
“Kami menginginkan profil yang sama seperti saat ini.”
“Seseorang yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan klub, yang beradaptasi dan percaya pada para pemain muda yang sedang berkembang, yang tidak akan bisa kami rekrut dalam jumlah besar, yang memiliki keseimbangan di dalam skuad.”
“Kami membutuhkan seorang pelatih yang tahu apa itu Barca dan memahami realitas kami saat ini.”
“Di La Masia, Anda harus selalu percaya. “Kami ingin melakukan lebih banyak hal dan memiliki skuad yang lebih besar dan itu singkat karena beberapa keputusan pelatih dan keterbatasan Financial Fair Play (FFP),” tutur eks gelandang asal Portugal tersebut menambahkan.