KicauanRakyat – Pemain 30 tahun asal Portugal tersebut hijrah ke Liga 1 Indonesia usai malang melintang di sejumlah klub kasta pertama dan kedua Liga Portugal.
Selain itu, dia juga pernah tampil di Kualifikasi Liga Champions dan Liga Europa saat berkarier di klub asal Armenia, Ararat, pada musim 2019-2020.
Klub terakhirnya di Portugal sebelum di Liga 1 Indonesia adalah SC Covilha di Liga 2 negara tersebut pada musim 2022-2023.
Usai Covilha dipastikan terdegradasi ke Liga 3, bek 30 tahun tersebut baru hijrah ke RANS Nusantara FC.
Pemain bertinggi badan 189 sentimeter tersebut memang jadi andalan pelatih Eduardo Almeida di sektor bek tengah RANS Nusantara FC.
Dirinya sudah bermain 18 kali pada musim 2023-2024.
Kontribusinya untuk RANS Nusantara FC tidak hanya dari segi bertahan karena Meneses juga sukses mengukir 2 gol dan 2 assist pada musim ini.
Angelo Meneses mengaku dirinya datang ke Indonesia dengan cara yang tak terduga dan hadir sebelum Liga 2 Portugal 2022-2023 usai.
Saat itu, dia mendapatkan tawaran langsung dari Eduardo Almeida yang saat ini menjadi pelatihnya di RANS Nusantara FC.
“Saya menerima kontak pertama bahkan sebelum kejuaraan berakhir dari seorang pengusaha dan kemudian dari pelatih Eduardo Almeida. Saya langsung tertarik.”
“Namun, saya meminta waktu untuk fokus pada sisa pertandingan di Covilha, yang mana hal itu sangat penting.”
“Sayangnya, kami tidak dapat menghindari degradasi dan segera setelah kejuaraan berakhir, orang-orang kembali mendesak agar kami menyetujui kesepakatan ke RANS Nusantara,” lanjutnya.
Soal musim perdananya di Liga 1 Indonesia, Meneses memiliki gambaran umum terkait karakter pemain lokal.
Menurut bek 30 tahun tersebut, para pemain lokal senang untuk bekerja dan berlari.
Meski begitu, Angelo Meneses menyebut bahwa para pemain lokal di Liga 1 Indonesia kurang terlatih khususnya soal taktik.
“Mereka suka bekerja dan berlari. Saya tidak punya alasan untuk mengeluh.”
“Saya telah mendengar laporan bahwa yang lebih tua tidak terlalu suka bekerja tetapi saya tidak punya alasan untuk mengeluh.”
“Ada beberapa pemain yang lebih berkembang, cepat, dan lincah namun mereka sangat kurang berlatih.”
“Anda bisa melihatnya pada tingkat taktikal.”
“Bermain di liga ini merupakan sebuah petualangan karena mereka sangat lemah dalam hal taktik,” tutupnya.
Sebuah pengalaman diceritakan oleh Angelo Meneses soal lemahnya pemahaman taktik para pemain lokal.
Dia mengaku bahwa kelemahan dalam aspek ini membuat timnya selalu mengalami kesulitan saat membangun transisi serangan balik.
Meski begitu, dirinya mulai bisa beradaptasi dengan situasi di sepak bola Indonesia.
“Anda bisa unggul 1-0 dan setelah 90 menit, dua bek sayap Anda bermain melebar, para gelandang berada di depan, dan Anda mengalami kesulitan dalam transisi,” ujar Angelo Meneses.
“Ini adalah pertandingan-pertandingan yang intens, di mana Anda selalu berada di ujung tanduk.”
“Namun, Anda bisa beradaptasi dan bahkan merasa senang dengan hal tersebut,” tutupnya.