KicauanRakyat – Banyaknya pemain keturunan di timnas Indonesia membuat adanya kendala bahasa, terutama jika berhubungan dengan pemain lain yang sudah sejak kecil berbahasa Indonesia.
Namun para pemain keturunan itu juga punya cara sendiri mengatasi hal itu, salah satunya dengan belajar bahasa Indonesia.
Hal ini yang dilakukan Sandy Walsh demi membaur dengan seluruh pemain di timnas Indonesia.
Gelandang termuda timnas Indonesia, Arkhan Fikri mengakui bila Sandy Walsh mulai sering berbicara bahasa Indonesia di antara para pemain keturunan yang lain.
“Soalnya dia mau belajar bahasa Indonesia.”
“Dia nanya pakai Bahasa Indonesia juga terkadang, jadi lucu sih buat saya,” tambahnya.
Arkhan Fikri mengakui bukan berarti dirinya tidak berkomunikasi dengan pemain keturunan lainnya di timnas Indonesia.
Tetapi memang menurut gelandang Arema FC itu, Sandy Walsh menyambut hangat semua pemain.
“(Bukan berarti yang lain nggak berusaha dekat), kita tetap komunikasi di lapangan, juga saat makan,” kata Arkhan Fikri.
“Cuma lebih dekat Sandy aja maksudnya dia welcome ke semua orang,” tambahnya.
Dengan aksi Sandy Walsh ini, maka suasana hangat di timnas Indonesia bisa semakin terasa.
Maka tidak akan ada lagi jarak antara pemain keturunan dengan pemain yang asli lahir di Indonesia.
Sebelumnya, asisten pelatih Nova Arianto tak menampik adanya isu geng “lokal” vs “keturunan” di tubuh timnas Indonesia.
“Kalau duduk disana ngobrol bahasa Inggris, gua tidak bisa bahasa Inggris.”
“Akhirnya terbentuk mereka sendiri, kita sendiri,” lanjutnya.
Namun Nova dan staf pelatih lain memiliki cara untuk menyatukan mereka yakni dengan mengacak tempat duduk di meja makan agar saling berkomunikasi.
“Di TC Turki. Kita sebagai staf pelatih mengambil sikap apa yang sebenarnya bisa membuat mereka menjadi satu,” ujar Nova Arianto.
“Akhirnya kita membuat peraturan waktu itu kita kasih nama di meja makan.”
“Di situ ada Jordi, Ridho, sebelahnya ada Shayne, lalu ada Asnawi.”
“Jadi satu meja bisa dua atau tiga orang pemain abroad kita, pemain lokal juga ada, semuanya menjadi satu.”
“Jadi itu yang membuat tim mulai berubah. Akhirnya mau tidak mau kan mereka harus ngobrol.”
“Akhirnya mereka akan sharing. Tapi kalau tidak ya tetap ngumpul sih, itu yang apa yang kita coba buat agar pemain naturalisasi dengan pemain asli Indonesia bisa jadi satu,” tambahnya.