KicauanRakyat – Tiket perempat final didapat setelah menaklukkan Kenta Nishimoto (Jepang), 21-18, 21-19 pada laga yang berlangsung di Utilita Arena, Birmingham, Inggris, Kamis (14/3/2024).
Melalui hasil ini, Anthony memperpanjang rekor keunggulan atas Nishimoto menjadi 8-3.
“Pertandingan yang ketat hari ini, dari permainan, dari perolehan poin juga mepet. Bersyukur dan cukup senang dengan performa hari ini,” kata Anthony dalam siaran resmi PBSI.
Reli menarik langsung tersaji pada awal gim pertama. Anthony dan Nishimoto tidak mudah mati sendiri.
Dibutuhkan beberapa kali reli dan serangan untuk mencuri satu angka satu sama lain.
Namun, Nishimoto jauh lebih siap dalam melakukan serangan, terutama dari smes silang ke arah badan ketika transisi dari bertahan.
Ginting kecolongan dua kali dan sulit mengembalikan bola Nishimoto.
Wakil Jepang memimpin jauh 7-2. Ginting masih kesulitan mencari celah untuk mencuri serangan.
Saat datang bola tanggung dan berkesempatan menyerang, Ginting menyia-nyiakannya karena terlalu teburu-buru, membuat dia kembali tertinggal 2-8.
Nishimoto berusaha memainkan tempo cepat, tapi Ginting meredamnya dengan netting dan placing. Hal itu berhasil menghentikan laju angka Nishimoto.
Begitu ketemu celahnya, Ginting segera mempercepat tempo, terutama setelah memancing Nishimoto ke arah backhand corner, kedudukan mendekat 7-8.
Setelah itu Ginting melakukan dua kesalahan di mana shuttlecock membentur net dua kali, dia kembali tertinggal 7-10 dan kemudian 8-11.
Setelah break interval, Ginting mulai sedikit mengubah tempo dan serangannya tak melulu cepat. Banyak di arahkan ke badan lawan, Ginting berhasil menyamakan kedudukan bahwa berbalik unggul 12-11.
Sempat unggul dan tertikung lagi, keadaan memasuki poin krusial mulai menegangkan. Ginting mulai kerap berteriak lepas menyemangati diri sendiri.
Setiap poin dia selalu berteriak, membuahkan kelegaan yang tampaknya turut memuluskan setiap pukulan demi pukulan dia hingga berhasil pertama kali unggul sampai margin 3 angka, 18-15.
Ginting akhirnya meraih game point lebih dulu di kedudukan 20-17. Sempat terbuang satu kesempatan, pemain 26 tahun itu akhirnya menutup gim pertama dengan netting cantik, skor 21-18 untuk kemenangan Ginting.
Memasuki gim kedua, Ginting tancap gas unggul cepat 3-0 setelah Nishimoto banyak membuang poin dari kesalahan sendiri. Rata-rata dari netting.
Kelemahan Nishimoto di area backhand benar-benar dieksploitasi Ginting, dia unggul cepat dan jauh 7-2.
Defens Ginting benar-benar diuji pada laga ini, Semua lapangan ia cover, bola kemana pun dikejar hingga dia masih berhasil unggul 11-6.
Kelincahan kedua pemain masih terlihat jelas di sepanjang gim kedua ini. Ginting sempat melakukan beberapa kesalahan yang membuat kedudukan menipis 11-9.
Ginting segera mempercepat tempo permainan, membuat ritme serangan Nishimoto rusak, membalasnya dengan smes lurus keras ke arah forehand.
Sempat dikejar 13-12, kecepatan dan kelincagan Ginting benar-benar tak ada obat. Nishimoto kewalahan dan sempat tertunduk. Kedudukan 15-12 untuk keunggulan Ginting.
Adu drive datar silang juga sukses dimenanginya, Nishimoto yang justru luput dan melakukan fault.
Ginting sempat dikejar lewat colongan servis flick Nishimoto, kedudukan menipis 16-15.
Upaya Nishimoto memblock smes Ginting yang lahir dari bola tanggung, dinyatakan fault oleh wasit. Kedudukan terus menipis sampai kedudukan imbang 18-18.
Momen epic terjadi ketika return service Ginting dan defens gilanya tak mampu diladeni Nishimoto, mengantarkan dia meraih match point 20-18.
“Pada gim kedua setelah unggul di interval, lawan mengubah pola dengan memaksa untuk memegang kontrol di depan. Saya jadi banyak mengangkat bola dan akhirnya dia banyak mendapat kesempatan menyerang,” ucap Anthony.
“Kami banyak mengadu strategi karena sudah tahu juga kelebihan dan kelemahan masing-masing.”
Berkat kemenangan ini, Anthonu Ginting lolos ke babak delapan besar dan berpotensi ketemu sang raja bulu tangkis dunia, Viktor Axelsen (Denmark).
Tetapi, Axelsen harus mengalahkan Weng Hong Yang (China) lebih dulu,
“Besok mau melawan Viktor (Axelsen) ataupun Weng Hong Yang, yang terpenting adalah mempersiapkan diri sendiri dalam semua sisi,” ucap Anthony.
“Baik itu mental pikiran, teknis maupun non-teknis. Rekor pertemuan tidak bisa mencerminkan hasil pertandingan saya rasa jadi fokus untuk menyiapkan diri sebaik mungkin.”