KicauanRakyat – Jelang dua bulan menuju Olimpiade Paris 2024, Zii Jia semakin memantapkan langkahnya untuk tampil pada pesta olahraga akbar musim panas tersebut.
Sudah tidak lagi mengucap target minimal, mantan Juara All England Open itu justru percaya diri untuk mengincar hasil tertinggi, yakni medali emas.
Tunggal putra peringkat 10 dunia itu tidak ragu mengungkapkan targetnya untuk merengkuh emas, walau sekarang sektor tunggal putra sedang dikuasai dua nama, Shi Yu Qi dan Jonatan Christie.
“Saya tahu, bahwa saya punya potensi untuk juara, tetapi saya masih agak kesulitan mempertahankan (konsistensi) performa saya,” ucap Juara Asia 2022 itu.
Olimpiade Paris 2024 adalah Olimpiade kedua bagi Zii Jia setelah sebelumnya dia juga lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Dia menjadi tunggal putra Negeri Jiran kedua yang bisa lolos lebih dari satu kali setelah era Lee Chong Wei.
Pada Tokyo 2020, Zii Jia tidak bisa melangkah jauh setelah terhenti di babak 16 besar karena kalah dari Chen Long dengan skor 21-8, 19-2, 5-21.
Tak ayal, hasratnya untuk meraih hasil lebih baik dari 16 besar sangat membara.
Apalagi Malaysia belum pernah meraih medali emas Olimpiade dari cabang olahraga apapun sepanjang sejarah.
“Saya bisa lolos dua kali ke Olimpiade, saya adalah tunggal putra Malaysia pertama yang bisa main lebih dari satu kali di ajang itu setelah Datuk Lee Chong Wei,” kata Zii Jia.
“Saya bilang kepada diri saya sendiri bahwa ini adalah sebuah prestasi yang besar meskipun di edisi sebelumnya saya tidak mendapat medali apapun.”
“Setidaknya, ini adalah hal positif dan memberikan saya kepercayaan diri. Sebab kita tidak tahu apakah saya masih mampu lolos di Olimpiade berikutnya (2028).”
“(Lolos Olimpiade) adalah target besar bagi semua atlet dan saya berharap saya bisa terhindar dari cedera dan mampu tampil di Prancis nanti,” pungkasnya.
Keyakinan Zii Jia menyabet medali emas Olimpiade Paris 2024 cukup berani mengingat peta kekuatan tunggal putra sekarang sedang bergerak ke arah dua nama, Jonatan dan Shi Yu Qi yang lebih konsisten.
Bahkan mengungguli Viktor Axelsen (Denmark) selaku juara bertahan Olimpiade.
Dibandingkan Axelsen, laju performa Jonatan dan Shi Yu Qi lebih mengerikan setelah keduanya sama-sama tak terkalahkan di Thomas Cup 2024.
Shi Yu Qi bahkan menjadi algojo pembantai Zii Jia sendiri tatkala mereka bertemu di babak semifinal ketika China melawan Malaysia. Zii Jia cuma diberi skor satu digit dengan kekalahan 19-21, 5-21.
Keesokan harinya, giliran Anthony Sinisuka Ginting yang tak luput dari pembantaian, di mana Shi menang 21-17, 21-6.
Sementara Jonatan, walau banyak main rubber game, tetapi konsistensi dan mentalnya jauh lebih kuat dibanidingkan Jonatan versi sebelum-sebelumnya.
Dia masih tak terkalahkan dalam dua bulan terakhir, semenjak berhasil jadi Juara All England Open 2024 dan Juara Asia 2024.