KicauanRakyat – Timnas U-23 Indonesia menelan kekalahan 0-1 dari Guinea dalam laga play-off kualifikasi Olimpiade 2024 di Clairefontaine-en-Yvelines, Ile-de-France, Prancis, Kamis (9/5/2024).
Garuda Muda memang kalah dalam laga ini tetapi selama pertandingan banyak hal yang menjadi sorotan.
Dari pelatih Shin Tae-yong yang mendapatkan kartu merah hingga Witan Sulaeman yang mengalami cedera di kepala.
Dalam laga ini, Witan Sulaeman memang mendapatkan perhatian dari pencinta sepak bola Tanah Air karena mengalami benturan keras.
Pemain Persija Jakarta itu berbenturan dengan pemain Guinea, Issiaga Camara, pada menit ke-24.
Akibat benturan itu, pemain berusia 22 tahun tersebut bahkan harus mendapatkan jahitan di kepalanya.
Jahitan di kepala Witan Sulaeman ini baru dilakukan setelah pertandingan selesai.
Pasalnya, setelah cedera kepalanya hanya dibalut perban oleh tim medis hingga akhir pertandingan.
Namun, saat Witan diperban, selama pertandingan dia mendapatkan banyak cibiran dari netizen Indonesia.
Situasi ini membuat istri Witan geram dan mengeluarkan unek-uneknya setelah sang suami mendapatkan lima jahitan di kepalanya.
Rismahani mengungkapkan bahwa Witan sebenarnya tidak baik-baik saja.
“Dia diperban sepanjang pertandingan karena kepalanya pecah dan tetap bertahan sampai menit akhir. Gilaaa!,” ucapnya.
“Di akhir pertandingan harus dijahit sampai lima jahitan.”
“Terima kasih perjuangannya ayah! Dengan segala hormat kapten.”
Selain mengeluarkan unek-unek di Instagram stories-nya itu, istri Witan juga memberikan reaksi geram kepada netizen yang mencibir sang suami.
Dia mengatakan bahwa perban di kepala suaminya mungkin ditertawakan.
Akan tetapi, menurutnya hal itu adalah wujud nyata perjuangan sang suami buat Timnas U-23 Indonesia.
“Yang kalian tertawakan, kata Witan ‘ini namanya perjuangan’,” jelas Rismahani.
Menurutnya, Witan menunjukkan perjuangan yang luar biasa meski kepalanya bocor dan berdarah tetapi tetap tampil hingga akhir pertandingan.
“Dia tidak baik-baik saja. Ini bukan lelucon,” tegas Rismahani.
“Dia menangis. Diberi tanggung jawab jadi kapten, makanya dia bermain lebih dari biasanya,” kata sang istri.
“Kepala sudah pecah malah main sampai menit akhir bahkan perban sampai terlepas sendiri,” tuturnya.
Untuk itu, Rismahani pun merasa bangga karena Witan berjuang hingga akhir buat Timnas U-23 Indonesia.
Walaupun demikian, dia juga mengungkapkan kekesalannya kepada kepemimpinan wasit asal Prancis, Francois Letexier.
Menurutnya, keputusan wasit untuk pelanggaran Witan tak seharusnya jadi tendangan penalti buat Guinea.
Rismahani mengungkapkan dalam Instastories-nya bahwa seharusnya pelanggaran Witan tak berakhir penalti karena tidak terjadi di dalam kotak penalti.
Untuk itu, dia juga merasa kesal tetapi masih mengapresiasi suaminya yang tetap berjuang hingga akhir.
“Ayah berjuang terlalu keras,” tulisnya.
“Ternyata Ayah lebih kuat dari lawan. Kesalahan itu, bukan di dalam kotak penalti.”
“Harusnya Indonesia bisa menang. Terima kasih perjuangannya ayah,” pungkasnya.