KicauanRakyat – Timnas U-23 Indonesia menjadi wakil terbaik Asia Tenggara di Piala Asia U-23 2024.
Kesuksesan Garuda Muda melaju sampai semifinal membuka pintu ke Olimpiade 2024 melalui jalur play-off antarkonfederasi.
Sayangnya, satu-satunya rute menuju Paris tersisa tertutup pada langkah terakhir.
Pasukan Shin Tae-yong takluk secara kontroversial di tangan timnas Guinea.
Wakil Afrika tersebut merebut jatah terakhir ke Paris 2024 usai mengalahkan Ivar Jenner cs dengan skor 1-0.
Margin tipis dalam laga Clairefontaine, Kamis (9/5/2024), bersumber dari gol penalti eks pemain Barcelona, Ilaix Moriba.
Dengan demikian, asa Indonesia lolos ke Olimpiade harus kembali tertunda.
Tertunda pula harapan ASEAN memiliki wakil di pentas ini.
Sudah lama sekali tak ada negara Asia Tenggara yang berhasil maju ke babak utama Olimpiade.
Harus mundur sampai lima dekade lebih guna menyaksikan partisipasi terakhir negara ASEAN di cabor sepak bola putra (tidak menghitung Australia).
Sejauh ini baru ada 4 negara Asia Tenggara yang pernah mencicipi babak utama.
Indonesia termasuk salah satunya.
Tiga lainnya adalah Malaysia, Myanmar, dan Thailand.
Timnas Indonesia bersama Thailand mengawali kiprah tim-tim ASEAN di Olimpiade.
Keduanya sama-sama lolos ke Melbourne 1956.
Di sanalah pula partisipasi pertama dan satu-satunya bagi timnas Indonesia terjadi.
Ramang cs menghadapi tim raksasa dunia kala itu, Uni Soviet, yang dipimpin kiper legendaris Lev Yashin.
Indonesia sempat menahan Uni Soviet 0-0 sebelum takluk 0-4 pada partai ulangan di perempat final.
Adapun Thailand langsung gugur di putaran pertama karena dicukur Inggris Raya 0-9.
Kemudian tim Negeri Gajah Putih mencicipi kesempatan kedua di Mexico City 1968.
Mereka menjadi juru kunci grup karena selalu kalah dan kemasukan 19 gol dari 3 partai.
Selanjutnya, dua wakil ASEAN yang baru menyusul tampil di Olimpiade Munich 1972.
Mereka ialah timnas Malaysia dan Burma (kini Myanmar).
Keduanya pun sama-sama rontok di fase grup.
Itulah momen terakhir wakil ASEAN tampil di Olimpiade yang terjadi 52 tahun silam.
Malaysia sebenarnya memiliki kans buat terbang ke Moscow 1980.
Namun, mereka mundur karena alasan politis sehubungan invasi Rusia ke Afghanistan.
Setelah absen kembali di Paris 2024, lagi-lagi Asia Tenggara harus menunda misi mengirim utusan berikutnya.
Harapan bakal kembali diapungkan pada edisi Los Angeles 2028.