KicauanRakyat – Klaim tersebut dilontarkan oleh legenda Liverpool, Graeme Souness.
Graeme Souness menilai kesuksesan Pep Guardiola selama ini tidaklah murni dari kecerdasannya meramu taktik.
Souness melihat keberhasilan Guardiola tak lebih karena ia memiliki pemain terbaik di setiap klub yang diasuh termasuk di Man City saat ini.
Sebagaimana diketahui Man City tengah berada di ambang sejarah untuk hattrick meraih gelar Liga Inggris.
Persaingan mereka sangat sengit dengan Arsenal yang masih memuncaki klasemen sementara dengan hanya terpaut jarak sebiji poin.
Masih menabung 3 laga, kans The Citizen untuk mempertahankan gelar Liga Inggris masih terbuka.
Apalagi mereka juga masih memiliki kesempatan memenangkan Piala FA jika mampu menumbangkan Man United di final.
Jika kedua trofi tersebut berhasil diraih, maka hal itu akan semakin mempercantik CV milik Guardiola.
Sejak berada di balik kemudi Man City pada 2016 silam, mantan juru taktik Barcelona itu menjelma menjadi sosok pelatih yang disegani di Inggris.
Tengok saja dari perolehan trofi yang dimenangkannya bersama The Citizens dalam kurun waktu 8 tahun.
Gelar Liga Inggris (5 trofi), Piala Carabao (4), Piala FA (4), Community Shield (1), Liga Champions (1), Piala Dunia Antarklub (1), dan Piala Super Eropa berhasil dipersembahkan oleh Guardiola.
Namun, semuanya itu tetap dirasa tidak ada apa-apanya di mata Souness.
Mantan pandit Sky Sports itu juga mengatakan bahwa Guardiola bisa saja gagal dalam kariernya jika meninggalkan Man City.
“Man City adalah tim terkaya di Inggris dan mereka hanya membutuhkan sedikit penyesuaian ketika dia mengambil alih.”
“Dia jelas mengelola pemain dengan sangat baik, tetapi tidak ada kejeniusan di sana. Ini hanya tentang memiliki pemain-pemain terbaik.”
“Jika Anda memiliki pelatih terbaik di dunia dengan kelompok pemain yang rata-rata, maka Anda tidak akan memenangkan apapun.”
“Jika Anda memiliki pelatih yang biasa-biasa saja dengan para pemain hebat, maka Anda memiliki peluang untuk meraih kesuksesan.”
“Saya pernah berada di ruang ganti di mana segala sesuatunya sudah diatur oleh para pemain yang datang sebelum kami, sehingga pelatih hampir tidak perlu berbicara kepada kami.”
“Saya tidak berlebihan ketika mengatakan bahwa pembicaraan tim di Liverpool terkadang sesederhana seperti ‘Hari ini Anda akan melawan tim yang berada di posisi tiga terbawah, kami berada di puncak klasemen. Jika Anda tidak mengimbangi mereka dalam hal usaha, mereka mungkin akan mengalahkan kami, tetapi jika Anda mengimbangi mereka dalam hal usaha, maka kami akan menang’.”
“Namun, agar hal itu berhasil, Anda harus memiliki para pemain kelas wahid,” ujar eks kapten Liverpool tersebut mengakhiri.