KicauanRakyat – Kabar tersebut diedarkan Przeglad Sportowy, media top dari negara asalnya Szymon Marciniak, Polandia, sebagai konsekuensi eror pada duel di Santiago Bernabeu.
Real Madrid mengalahkan Bayern Muenchen secara dramatis pada semifinal leg kedua Liga Champions, Rabu (8/5/2024).
Los Blancos menang comeback 2-1 berkat brace Joselu Mato (88′, 90+1′) untuk membayar lesakan awal Alphonso Davies (68′).
Kelolosan Madrid ke final diwarnai keputusan ganjil Marciniak di ujung pertandingan.
Ketika laga sudah melebihi batas waktu injury time, Bayern berpeluang menyamakan skor setelah Matthijs de Ligt menjebol gawang Madrid.
Namun, gol tersebut dianulir karena dianggap telah didahului offside pemain Bayern, Noussair Mazraoui.
Masalah utama yang dibahas bukan sekadar offside atau tidak, melainkan keputusan Marciniak meniup peluit terlalu cepat.
Dia membunyikan peluit ketika kemelut sengit masih terjadi di kotak penalti, sekira dua detik sebelum De Ligt melepaskan tembakan terakhirnya ke gawang.
Reaksi Marciniak muncul akibat tindakan hakim garis Tomasz Listkiewicz yang mengangkat bendera di tengah proses peluang tersebut.
Menurut regulasi, wasit seharusnya menunda keputusan sampai bola benar-benar bersarang ke gawang untuk kemudian bisa meninjaunya kembali melalui VAR.
Marciniak dan asistennya, yang juga berasal dari Polandia, alpa dari pelaksanaan protokol ini.
Akibatnya, VAR sudah tak bisa digunakan buat melihat kepastian offside atau tidak karena peluit sudah telanjur berbunyi.
Padahal, margin yang tercipta antara Mazraoui, De Ligt, serta bek Madrid, Antonio Ruediger, dalam insiden offside yang dimaksud sangat tipis dan melibatkan perbedaan sekian milimeter saja.
Semestinya VAR bisa digunakan buat menyelesaikan sengkarut sedetail ini dan itulah yang memicu amarah kubu Bayern.
“Ini terasa seperti pengkhianatan. Keputusannya sudah melanggar semua aturan. Sungguh keputusan buruk. Ini bencana,” kata Thomas Tuchel, bos Die Roten.
Skandal ini kabarnya sudah terdengar pihak UEFA.
Przeglad Sportowy, harian olahraga tertua di Polandia, mewartakan bahwa otoritas tertinggi sepak bola Eropa segera menentukan sanksi buat Marciniak.
Salah satunya adalah potensi dia dicoret dari line-up wasit yang akan memimpin partai pembuka Euro 2024 antara Jerman vs Skotlandia, 14 Juni mendatang.
UEFA memang belum memastikan siapa yang bakal memimpin duel bergengsi tersebut.
Marciniak disebut-sebut sebagai kandidat terkuat mengingat reputasinya yang bagus belakangan ini.
Wasit berusia 43 tahun itu memimpin dua final pertandingan level tertinggi sekaligus, yakni partai puncak Piala Dunia 2022 dan Liga Champions 2022-2023.
Akan tetapi, kesalahan fatal di pertandingan Real Madrid vs Bayern dirumorkan telah mencederai integritasnya.
Jatah istimewa sebagai calon wasit di final Euro 2024 juga mungkin bakal melayang.
“Dari apa yang saya dengar, UEFA bukan cuma satu pihak yang melakukan komplain tentang situasi ini,” kata pengamat sepak bola Polandia, Tomasz Wlodarczyk, kepada Przeglad.
“Szymon dan asistennya memiliki peluang bagus untuk memimpin duel Jerman-Skotlandia di Munich, tapi mungkin kans ini sekarang sangat kecil, mendekati nol.”
“(Kesalahannya dalam duel Madrid) Itu juga mengenai penambahan waktu selama empat menit dari batas.”
“Situasi tersebut terjadi pada menit ke-13 injury time dan itu waktu yang sangat, sangat lama,” tambahnya.
Mantan wasit internasional yang juga kompatriot Marciniak, Rafal Rostkowski, melontarkan prediksi senada terhadap peluangnya di Euro 2024.
“Wasit pertandingan pembuka harus menjadi contoh bagi wasit lain bagaimana mereka memimpin selama turnamen dengan tanggung jawab besar,” katanya.
“Pertandingan sepenting itu harus dipandu seseorang dengan garansi level tertinggi.”
“Sulit menyebut kandidat lain sebaik Szymon, tapi kini mungkin dia akan kehilangan kesempatan,” lanjutnya.