KicauanRakyat – Dengan terhentinya Vietnam di perempat final Piala Asia U-23 2024, maka selesai pulalah masa jabatan Anh Tuan sebagai pelatih.
Dia ditugasi menangani Timnas U-23 Vietnam khusus di turnamen itu untuk menggantikan Philippe Troussier.
Troussier ditendang setelah Timnas Vietnam dihajar Indonesia dua kali beruntun dengan skor 1-0 dan 3-0 dalam putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Maret lalu.
Akibatnya, Vietnam kini hampir pasti gagal melaju ke putaran ketiga kualifikasi.
Dua laga sisanya di Grup F menjamu Filipina dan bertandang ke Irak pada Juni nanti dianggap takkan bisa menyelematkannya.
Pesimisme sudah merebak kuat di Vietnam.
Oleh karena itu, Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) dipercaya tak akan mencari pelatih permanen untuk mengisi kursi kosong sejak ditinggal Troussier.
Hoang Anh Tuan tampaknya bakal didapuk untuk menemani Timnas Vietnam di dua laga sisa kualifikasi itu.
Dia pun sangat berambisi untuk itu dengan alasan menjadi pelatih timnas senior merupakan dambaan setiap pelatih sepak bola profesional.
Menurutnya, secara alami dua laga Vietnam mendatang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni tak lagi memiliki arti penting dalam memperebutkan prestasi.
Meski secara teori Vietnam masih memiliki peluang, lanjutnya, namun kenyataannya peluang tersebut sangat kecil.
Oleh karena itu, dia merayu VFF memberi kesempatan bagi para pelatih lokal untuk mencoba kemampuannya dibandingkan dengan pelatih baru atau asing mana pun.
Anh Tuan menegaskan, keunggulan pelatih dalam negeri adalah tak membutuhkan banyak waktu untuk belajar dan mengenal para pemainnya, serta tak pula perlu banyak waktu untuk membiasakan diri dengan gaya sepak bola Vietnam.
“Saya siap menerima tantangan dalam dua pertandingan timnas mendatang di bulan Juni. Tapi tentu saja itu kalau saya menerima undangan untuk mengambil alih tim. Sampai saat ini belum ada tawaran untuk saya,” ungkapnya.
Anh Tuan menyatakan itu dalam wawancara dengan media Vietnam, Dan Tri, setelah tiba di negerinya dari Qatar.
Dalam wawancara itu juga terungkap bahwa Anh Tuan ingin sekali bertemu Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024.
Sebelum tersingkir, dia sudah membayangkan untuk bersua Indonesia dalam perebutan peringkat ketiga, yang sekaligus menjadi ajang perebutan tiket lolos otomatis ke Olimpiade Paris 2024.
Pelatih berusia 55 tahun tersebut sempat berandai-andai mengalahkan Irak di perempat final, tapi kalah di semifinal.
Dia juga mengandaikan Timnas U-23 Indonesia terhenti di semifinal, lalu bertemulah dengan Vietnam dalam perebutan peringkat ketiga.
“Saya tahu sepak bola Indonesia mengalami banyak kemajuan. Semakin mereka meningkat, semakin saya ingin berbenturan dengan mereka untuk melihat seberapa besar kemajuannya,” ungkap Anh Tuan.
“Saya sama sekali tidak takut dengan lawan saya dari Indonesia saat ini,” tegasnya.
Itulah sebabnya dia sangat menyesali Timnas U-23 Vietnam gagal ke semifinal hanya gara-gara kesalahan fatal kiper Quan Van Chuan yang menjatuhkan pemain Irak, sehingga melahirkan penalti.
Dengan sampai ke semifinal, lanjut Anh Tuan, setiap tim punya tiga kesempatan untuk lolos otomatis ke Olimpiade Paris 2024, yaitu sebagai juara, runner-up, dan peringkat ketiga.
Satu kesempatan lainnya adalah lolos play-off melawan Guinea dari Afrika sebagai peringkat keempat.
Anh Tuan awalnya yakin lolos ke Olimpiade dari jalur peringkat ketiga atau keempat.