KicauanRakyat – Lama tak muncul dan sudah jarang saling bertemu pada pentas turnamen internasional, Momota justru mengejutkan publik dengan pernyataannya tentang keinginan pensiun.
Niat pensiun mantan tunggal putra nomor satu dunia itu telah diumumkan sejak pekan lalu lewat konferensi pers khusus bersama klubnya, NTT East, di Tokyo, Jepang.
Thomas Cup 2024 pun rencananya akan jadi destinasi turnamen internasional terakhir Momota.
Walau Juara Dunia dua kali itu tidak benar-benar gantung raket karena masih akan bermain bulu tangkis di turnamen domestik, tetap saja aksinya di kancah BWF World Tour akan sangat dirindukan penggemar maupun rival-rivalnya.
Tidak terkecuali Anthony Sinisuka Ginting, salah satu rival bebuyutan Momota di ajang BWF.
Kedua pemain tercatat sudah 16 kali bertemu. Momota unggul dengan 11 kali menang.
Sedangkan Ginting baru pernah menang atas pemain kidal itu sebanyak 5 kali, tetapi memenangi pertemuan terakhir yang terjadi antara keduanya pada semifinal Thomas Cup 2022 antara Indonesia vs Jepang dengan skor 21-13, 14-21, 21-12.
Ginting tak menyangka bahwa pertemuan tersebut akan menjadi laga terakhirnya menghadapi Momota di event internasional.
Diwawancarai saat sela-sela pergelaran Thomas Cup 2024 di Hi-Tech Zone Sports Centre, Chengdu, China, Ginting pun mengaku kaget sekaligus ikut sedih.
“Saya terkejut mendengar kabar dia pensiun.”
“Beberapa bulan terakhir ini, merupakan waktu yang sangat sulit baginya. Saya pikir dia harus memiliki kehidupan yang memang dia ingin jalani (walaupun itu harus pensiun, red),” tandas Ginting trenyuh.
Momota memang seakan kehilangan kesangarannya semenjak mengalami kecelakaan pada Januari 2020, usai ia menjadi juara Malaysia Masters 2020.
Kecelaan yang terjadi di jalan tol saat ia hendak menuju ke bandara untuk pulang ke Jepang, membuat dia sempat mengalami retak pada tulang orbital mata kanan dan mengalami gangguan penglihatan ganda.
Semenjak itu, performa Momota mulai terus menurun hingga yang paling menyakitkan adalah gagal lolos fase grup pada Olimpiade Tokyo 2020 setelah dia kalah dari pemain non-unggulan Korea Selatan, Heo Kwang-hee.
Meski sudah sempat juara lagi di Kejurnas Jepang tahun lalu dan di Korea Masters 2023, kepercayaan dirinya belum benar-benar kembali.
Momota juga sempat berujar bahwa rutinitas latihan sebagai pemain pelatnas tak lagi bisa dijalaninya dengan rasa yang sama karena ia lebih cepat lelah baik secara mental maupun fisik.
Mundurnya Momota dari pentas turnamen internasional dan pelatnas Jepang menjadi sebuah ironi sebab dia adalah salah satu tunggal putra tersukses di era saat ini.
Tahun 2019 menjadi puncak kariernya setelah dia berhasil mengantongi 11 gelar juara dalam satu tahun, termasuk gelar Juara Dunia dan All England Open.
Sekaligus menjadi satu-satunya pemain bulu tangkis yang mampu meraih rekor tersebut hingga prestasinya masuk Buku Rekor Dunia dan belum ada yang bisa melampauinya sampai detik ini.