KicauanRakyat – Setelah memutuskan pensiun lebih cepat, Li Jun Hui yang pernah dikenal sebagai Duo Menara bersama Liu Yu Chen, tak benar-benar lepas dari dunia bulu tangkis.
Peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 itu masih memantau perkembangan bulu tangkis terutama para juniornya.
Tidak terkecuali persaingan sengit yang sekarang dialami mantan partnernya, Liu Yu Chen yang kini berpasangan dengan Ou Xuan Yi dengan pasangan muda Liang Wei Keng/Wang Chang.
Liang/Wang lebih dijagokan sebagai andalan ganda putra China saat ini menyusul peringkat mereka yang paling bagus.
Tahun lalu juara Malaysia Open 2024 itu juga sempat menduduki peringkat satu dunia.
Ledakan permainan keduanya yang mengandalkan kecepatan dan pertahanan kuat menjadi ciri khas mereka.
Namun, belakangan, performa Liang/Wang justru menurun.
Mereka meredup pada rangkaian turnamen leg Eropa yang bergulir pada Maret kemarin.
Bahkan, pada French Open 2024 dan All England Open 2024, mereka mengalami early exit. Catatan minor ini menjadi alarm untuk mereka mendekati bergulirnya Olimpiade Paris 2024.
Penurunan yang sedang dialami Liang/Wang itu pun tak luput dari sorotan Li Jun Hui.
Menurut Li, hal tersebut masih normal. Apalagi, gaya permainan Liang/Wang kini sudah banyak dibaca dan dipelajari oleh lawan-lawannya.
“Dan mereka memang menciptakan pola yang kuat. Tetapi, setelah dipelajari oleh lawan, mereka pasti akan menghadapi lebih banyak kesulitan,” tandasnya.
“Misalnya, dulu mereka bisa mengandalkan momentum untuk mengakhiri permainan sebelum lawan sempat bereaksi. Tetapi, sekarang lawan akan cepat-cepat membatasi kecepatan mereka dan mengganggu ritmenya,” tutur Li.
Li mencontohkan pengalamannya saat menjelang debut pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu.
Menurutnya, ganda putra China masih bisa berbicara banyak walau persaingan sengit kini semakin merata.
“Tokyo juga merupakan Olimpiade pertama saya. Saya bersemangat saat itu dan dorongan dari orang-orang di sekitar saya memang sempat jadi tekanan,” ucap Li.
“Setiap atlet punya caranya sendiri, mereka harus menemukan rasa bersaing dengan caranya sendiri.”
“Yang paling penting adalah berharap para pemain ini dapat menemutkan ritme normal mereka. Para pemain muda harus mengurangi gangguang yang tak perlu dan tidak terpengaruh tekanan. Di lapangan, apapun bisa terjadi,” ujarnya.