KicauanRakyat – Hoki/Kobayashi dibungkam dua gim langsung dari ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Pertandingan berlangsung selama 40 menit pada laga yang digelar di Utilita Arena, Birmingham, Inggris, Sabtu (16/3/2024).
Hoki/Kobayashi yang kalah duluan pada gim pertama sejatinya berpeluang besar untuk memaksa laga berlanjut ke gim penentuan.
Pasalnya mereka mengawali gim kedua dengan sangat baik dan langsung meninggalkan perolehan poin Fajar/Rian pada skor 10-3.
Keunggulan tujuh poin berlanjut hingga selepas jeda interval gim kedua saat Hoki/Kobayashi masih memimpin dengan skor 15-7.
Akan tetapi, Fajar/Rian pelan-pelan mampu mencuri poin yang diawali dengan mencetak tiga angka beruntun untuk mengubah skor menjadi 10-15.
Hingga situasi semakin sulit dirasakan Hoki/Kobayashi usai perolehan poin mereka disamakan Fajar/Rian pada skor 18-18.
Fajar/Rian yang awalnya tertinggal 16-18 lalu berhasil mencetak lima poin beruntun untuk mengunci kemenangan dengan skor akhir 21-18, 21-18.
“Namun lawan kami kemudian mulai meraih poin secara beruntun dan kami semakin tidak sabar.”
“Pekan lalu di Prancis, kami menghadapi kesulitan di akhir pertandingan, dan kali ini terjadi hal serupa. Saya pikir itulah masalah kami sekarang.”
“Kalah dalam situasi seperti ini adalah hal yang paling membuat frustrasi. Saya ingin berhati-hati agar hal ini tidak terulang lagi di lain waktu,” ujar Hoki menyesal.
Adapun Kobayashi menjelaskan bahwa performa mereka sebenarnya terjaga dengan baik saat memulai All England Open 2024.
“Kami memulai turnamen dengan performa yang baik, dan awal gim kedua berjalan dengan baik hingga pertengahan, tetapi menjelang akhir, cara poin diambil, sangat mudah untuk diambil,” ucap Kobayashi menjelaskan.
“Jadi jika kami sedikit lebih berhati-hati, saya pikir mereka (Fajar/Rian) akan menyerah (lebih awal) pada gim kedua. “
“Kami seharusnya mengencangkan semangat kami sehingga kami bisa mengambil satu langkah lebih maju dan membuat selisih poin,” ujar Kobayashi.
Selain itu, Hoki melanjutkan bahwa upaya juga dilakukan saat mereka sedang dalam posisi tertinggal sepanjang gim pertama.
“Saat lawan menekan, saya mendapat beberapa pukulan bagus, dan dari sana saya semakin terdorong secara emosional,” ujarnya.
“Untuk mematahkan momen itu, saya pikir saya seharusnya melakukan lebih banyak hal, seperti mempercepat tempo atau memaksakan diri untuk melakukan sesuatu,” tutur Takuro Hoki.