KicauanRakyat – Sebelum mengikuti tur BWF di Eropa, raja bulu tangkis Jepang itu ternyata menyempatkan diri untuk berbagi ilmu bulu tangkis kepada para juniornya.
Naraoka mengadakan latihan terbuka untuk media paa Sabtu (24/2/2024) lalu di Dome Tachikawa Tachihi, Tokyo, Jepang.
Acara tersebut merupakan salah satu program dari Tachihi Holdings selaku sponsor utama Naraoka.
Tunggal putra peringkat 6 dunia itu juga didampingi Hiroshi Naraoka yang merupakan ayahnya sekaligus pelatihnya sendiri,
Setelah melakukan pemanasan dan berlatih, Naraoka mulai membimbing para siswa SMP di Tachikawa.
Setelah latihan, dilanjutkan sesi tanya jawab bersama para junior.
Salah satu pertanyaan yang dilontarkan kepada Naraoka adalah tentang berapa lama dia biasanya latihan semasa SMP.
“Saat itu saya belum melakukan latihan penguatan otot apapun, tetapi kebanyakan adalah berlari dan memukul shuttlecock.”
“Pelatihan fisik itu penting, tapi bulu tangkis butuh lebih tentang skill. Itu yang terpenting,” katanya menasehati.
“Jika kalian tidak punya skill, kalian tidak akan menunjukkan kemampuan fisik kalian,” ujarnya.
Yang unik adalah, fakta bahwa sejak remaja, rupanya Naraoka menerapkan latihan Shamoji Training.
Shamoji dalam bahasa Indonesia artinya adalah centong nasi. Ya, Naraoka melatih keluwesan pergelangan tangannya dengan rajin berlatih dengan menggunakan centong nasi, termasuk saat mandi.
Dia berlatih dengan menggerakkan centong nasi di bak air kamar mandi untuk menguatkan pergelangan tangannya.
“Kemudian saya melanjutkan dengan Shamoji Training,” kata Naraoka mengenang.
“Saya berusaha melatih pergelangan tangan saya dengan menggerakkan centong nasi termasuk ketika saat mandi, itu menguatkan pergelangan tangan saya.”
“Itu saya lakukan sejak SD sampai kelas dua SMA.”
“Cara ini benar-benar berhasil membuat pergelangan tangan saya kuat dan membuat saya bisa memukul shuttlecock dengan pukulan yang sangat bervariasi,” tandasnya kepada para junior.
Tak lupa, Naraoka juga sering belajar dari video pertandingan para pemain kelas dunia.
“Saya dulu sering melihat video pertandingan dari pemain top internasional dan berusaha mengambil sisi-sisi keunggulan mereka.”
“Selain itu, untuk memukul pukulan yang indah, kaki kalian sangat penting. Akan sangat bagus jika sering berlatih lari,” kata pemain yang dikenal sangat ulet tersebut.
Jike menengok apa yang sekarang dilakukan Naraoka, melatih, membimbing junior dan menjadi yang terbaik di Negeri Matahari Terbit, rasanya seperti mimpi.
Pasalnya, pada dua tahun lalu, Naraoka terbilang masih jadi pemain antah-berantah. Dia belum dikenal seperti Kento Momota, Kenta Nishimoto atau Kanta Tsuneyama bahkan Koki Watanabe.
Termasuk ketika debutnya di Thomas Cup 2022, ketika menjadi biang keladi kekalahan Jepang dari Indonesia saat dia dibantai Shesar Hiren Rhustavito di partai kelima dengan skor 21-17, 21-11.
Namun sekarang, pencapaian Naraoka sungguh mencengangkan. Sejak kekalahan membekas itu, dia semakin berlatih keras dan kini telah menjadi tunggal putra terbaik Jepang.
Melampaui peringkat para seniornya Momota, Nishimoto, Tsuneyama dan Watanabe.
Dia juga telah mencatatkan sejarah dalam kariernya sendiri dengan berhasil menjadi juara di China Masters 2023. Turnamen level Super 750 sekaligus tertinggi yang pernah diraihnya.
Selain itu dia juga sudah mengantongi medali perak Kejuaraan Dunia 2023 dan runner-up Malaysia Open 2023. Pernah juga mencatatkan ranking tertinggi di kariernya dengan menempati peringkat 4 dunia.
Aksi Naraoka akan kembali terlihat pada rangkaian turnamen BWF di Eropa, dalam waktu dekat.
Di mana pemain 22 tahun itu akan tampil pada French Open 2024 dan All England Open 2024.