KicauanRakyat – Guti turut memberi pandangannya terkait keputusan Xavi Hernandez mundur dari kursi pelatih Barcelona pada akhir musim 2023-2024.
Guti menilai Xavi tak siap mental untuk melatih klub sebesar Barcelona.
Soalnya, juru taktik asal Spanyol itu tak pernah merasakan tekanan besar sewaktu menukangi klub Qatar, Al Sadd.
Sementara di Barcelona, tekanan hebat selalu datang ketika klub Catalunya tak meraih hasil maksimal.
Di awal kedatangannya, Xavi sebenarnya disambut hangat oleh fan Barcelona.
Dia dianggap bisa mengembalikan pamor dan martabat Barcelona baik di Spanyol dan Eropa.
Musim perdananya sebagai entrenador secara penuh di klub membuahkan hasil apik dengan gelar Liga Spanyol 2022-2023.
Namun, performa Barcelona menurun drastis pada musim 2023-2024.
Barcelona gagal mempertahankan gelar Piala Super Spanyol.
Di babak final, Barcelona dibantai Real Madrid 1-4.
Selain itu, Blaugrana juga sudah tersingkir dari Copa del Rey dan tertinggal 8 poin dari Real Madrid di Liga Spanyol.
Peluang Barcelona memenangi Liga Champions juga tipis mengingat mereka baru kali pertama menembus fase gugur setelah gagal dalam dua edisi terakhir.
“Dia mengira segalanya akan sangat mudah, dan ternyata tidak.”
“Anda mendapatkan lisensi di Qatar dan melatih yang dalam pertandingannya hanya dihadiri 300 orang.”
“Itu tidak sama seperti duduk di bangku cadangan Barcelona.”
“Begitulah adanya. Itu kenyataan,” tuturnya menambahkan.
Keputusan Xavi mundur di akhir musim memaksa Barcelona untuk bergerak mencari pelatih baru.
Dengan kondisi keuangan yang buruk, tak banyak pilihan pelatih bagus yang bisa dipinang Barcelona.
Meski begitu, beberapa rumor menyebut pelatih top seperti Hansi Flick dan Juergen Klopp berpeluang untuk melatih Barcelona.