KicauanRakyat – Dalam hal ini, Milomir Seslija memberikan contoh kasus yang dialami oleh pemainnya yakni Moussa Sidibe.
Pelatih yang sering disapa Milo itu mengungkapkan bahwa Sidibe sempat mendapatkan kritik karena performanya kurang memuaskan.
Bahkan ada pula yang meminta pemain asal Mali itu untuk meninggalkan Persis.
Namun Sidibe berhasil membuktikan diri setelah jeda kompetisi.
Pemain berposisi sebagai gelandang itu sukses mencetak hattrick ke gawang Madura United pada 30 Januari lalu.
“Sedikit cerita, sebelum saya datang beberapa dari suporter menginginkan Sidibe untuk keluar.”
“Tapi akhirnya kemarin dia bisa cetak gol mungkin dia tiba-tiba berubah menjadi Superman.”
“Tapi itulah yang kita harapkan,” kata Milomir Seslija.
Dari kasus ini, Milomir Seslija menilai salah satu kekurangan sepak bola Indonesia adanya penilaian yang terlalu cepat.
Mantan pelatih PSM itu berpendapat seharusnya pemain dapat diberikan waktu lebih untuk membuktikan diri.
Hal ini juga berlaku bagi pelatih baru.
“Jadi kita harus menampilkan yang terbaik supaya bisa membuktikan bahwa anggapan remeh ke kita adalah salah.”
“Salah satu cara untuk menaikan kualitas sepak bola Indonesia adalah supaya orang jangan terbiasa untuk menilai performa pemain hanya dalam dua atau tiga laga.”
“Dan biasanya kita mengambil konklusi itu paling tidak itu satu tahun, yang paling adil adalah beri waktu ke pemain untuk bisa menampilkan yang terbaik.”
“Dan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia adalah memberi waktu lebih untuk menilai pemain dan pelatih secara keseluruhan.”
“Saya tidak ingin mengkritisi siapa pun, tapi ketika menilai seseorang pemain atau pelatih, ketika kontrak selesai baru mereka bisa menilai pemain atau pelatih tersebut.”
“Karena yang saya lakukan saat ini adalah berusaha menampilkan bakat terbaik dari mereka,” tuturnya.