KicauanRakyat – Pernyataan tersebut disampaikan oleh Azraai Khor Abdullah kepada New Straits Times.
Azraai Khor Abdullah sendiri adalah mantan pemain Timnas Malaysia periode 1975-1978.
Kritikan keras tersebut ditujukan FAM karena kegagalan Timnas Malaysia pada Piala Asia 2023.
Timnas Malaysia sendiri hanya pulang dengan 1 poin di fase grup Piala Asia 2023.
Kegagalan tersebut mendapatkan sorotan tajam dari publik dalam negeri karena dua hal.
Pertama, rata-rata skuad Harimau Malaya jadi yang tertua di ajang Piala Asia 2023.
Kedua, Timnas Malaysia mengandalkan 13 pemain naturalisasi pada ajang Piala Asia 2023.
Namun, kebijakan naturalisasi tersebut tidak membuahkan hasil untuk Malaysia.
Azraai pun meminta FAM untuk menengok apa yang dilakukan Timnas Indonesia di bawah Shin Tae-yong pada ajang yang sama.
Azraai menyoroti Timnas Indonesia yang banyak mengandalkan para pemain muda.
Rata-rata usia pemain Timnas Indonesia merupakan yang termuda, yaitu 22,5 tahun.
Rinciannya ada 12 nama pemain Timnas Indonesia yang berusia di bawah 23 tahun.
“Jika kita berbicara tentang masa depan tim nasional setelah Piala Asia,” ujar Azraai Khor Abdullah.
“Mereka harus melihat bagaimana tetangga kita, Indonesia, melakukannya.”
“FAM harus menyadari bahwa masa depan ada pada pemain muda,” lanjutnya.
Azraai juga menyoroti kurangnya kesempatan para pemain muda untuk menembus kompetisi sepak bola profesional Malaysia.
Dia juga menyoroti kurangnya kesempatan para pemain muda Malaysia berkembang di liga kelompok umur, karena serbuan pemain asing.
Jika kebijakan terus berlanjut, Malaysia tak dipungkiri bakal terus tertinggal, termasuk dari Timnas Indonesia.
“Tim U-23 dan Piala Presiden U-21 harus mendapat dukungan yang besar,” ujar Azraai.
“Inilah pemain-pemain yang nantinya akan bermain di tim senior.”
“Sebagian besar klub terlalu fokus pada memenangkan kompetisi kelompok umur dan akhirnya mengabaikan pengembangan talenta muda.”
“Jika ini terus berlanjut, talenta muda kita akan menderita dan tim nasional akan terpengaruh dalam jangka panjang.”
“FAM dan MFL perlu memikirkan kembali kuota impor di liga domestik.”
“Liga U-23 harus menjadi kompetisi yang semuanya lokal. Key Performance Index suatu klub di level junior harusnya tentang berapa banyak pemain yang lolos ke tim senior,” tambah Azraai.