KicauanRakyat – Shahar bersama 25 pemain Kalteng Putra dilaporkan ke polisi buntut melakukan aksi mogok tanding.
Shahar dan kawan-kawan memilih mogok tanding saat melawan PSCS Cilacap dalam laga lanjutan Liga 2 2023/2024 beberapa waktu lalu.
Mogoknya para pemain ini buntut dari penunggakan gaji yang tak kunjung dibayarkan oleh Kalteng Putra.
Pemain Kalteng Putra tak dibayar gaji rata-rata ada dua bulan, sehingga pemain memberontak.
Akan tetapi, saat melakukan pemberontakan ini, justru pemain Kalteng Putra tersebut dilaporkan ke polisi.
Mereka dilaporkan ke polisi dengan dugaan pencemaran nama baik.
Padahal dalam statuta PSSI maupun NDRC seharusnya permasalahan penunggakan gaji dan lainnya yang berkaitan dengan sepak bola ini diselesaikan dengan aturan yang ada.
Namun, permasalahan ini sudah masuk ke laporan polisi, sehingga harus segera dipembatani oleh PSSI.
Tentu dengan harapan Kalteng Putra pun bisa membayarkan hak-hak pemainnya.
“Kita juga sebagai pemain, sebagai pelaku utama dalam sepakbola ini, tidak menginginkan adanya hal seperti ini,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Shahar mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan apa yang seharusnya diproses.
Akan tetapi, mereka justru mendapat laporan tersebut yang bisa saja merugikan pemain-pemain Kalteng Putra.
“Kita sudah melakukan sesuai prosedur untuk melakukan penagihan hak kita sebagai pemain, tetapi mereka yang selalu mangkir dan mereka yang tidak berkomunikasi dengan baik dengan kita,” kata Shahar”
“Akhirnya, kita menjalankan suatu demokratis ini seperti unggahan di Instagram.”
Mantan pemain Persija Jakarta ini berharap PSSI turun tangan.
Pasalnya, buntut dari mogoknya para pemain saat melawan PSCS tersebut membuat mereka terancam hukuman dari Komite Disiplin (Komdis).
Para pemain sudah dipanggil ke dalam sidang Komdis pada Rabu (31/1/2024) dan Kamis (1/2/2024).
Mereka dimintai keterangan Komdis PSSI soal keputusan mogok dari pertandingan Liga 2.
“Saya berharap PSSI bisa menyelesaikan ini sebelum apapun yang terjadi ke depannya,” tegas Shahar.
“Satu lagi, saya berharap Komdis PSSI bisa lebih adil, bisa lihat dari sudut pemain itu tidak bisa melaksanakan pertandingan.”
Bukan serta merta kita mogok itu ada ujuk-ujuk melakukan itu, tapi itu semua ada alasan.”
Ia menegaskan bahwa terkait alasan pemain mogok pun sudah disampaikan kepada Komdis, sehingga diharapkan tak ada keputusan yang merugikan pemain.
“Alasan semua dari pemain sudah kita sampaikan ke Komdis PSSI,” tutur pemain berusia 33 tahun tersebut.
“Semoga Komdis PSSI bisa mendengar apa yang pemain ceritakan, jangan hanya menyaring dari pihak klubnya saja.”