KicauanRakyat – Keputusan Xavi Hernandez mundur dari kursi pelatih Barcelona menyudahi afiliasinya bersama sang juara bertahan Liga Spanyol sejak dilantik November 2021.
Sejatinya, kontrak eks maestro timnas Spanyol itu masih tersisa hingga 2025.
Namun, Xavi akan mengakhiri ikatan lebih dini setahun dari masa kedaluwarsa kontrak.
Dia meninggalkan klub yang membesarkan namanya itu mulai akhir musim ini.
Mungkin sebagai tanda terima kasih dan bentuk pengabdian terakhir, Xavi rela menyerahkan sisa gaji dalam kontrak tahun terakhirnya untuk “disumbangkan” kembali bagi klub.
Bukan rahasia lagi kalau kondisi finansial Barca sedang compang-camping.
Xavi tak mau pergi dengan menambah beban bagi klub tercintanya.
Proposal itu disertai penambahan kontrak otomatis hingga 2026.
Syaratnya jika Xavi membawa Barcelona menjuarai Liga Spanyol atau Liga Champions dalam kurun dua tahun ini.
Sebelum perpanjang kontrak itu, dia menerima upah per musim 4 juta euro dan 1,5 juta euro lagi terpisah bagi barisan stafnya.
Angka pendapatannya sudah dipangkas sedemikian rupa agar sesuai dengan situasi finansial di klub.
Sebagai komparasi, gaji lama Xavi itu hanya sepertiga dari pendapatan Carlo Ancelotti di Real Madrid.
Adapun setelah meneken pembaruan kontrak, mantan kapten Barca tersebut memperoleh kenaikan upah.
Dia mengantongi total 12 juta euro per musim.
Perinciannya adalah 8 juta euro masuk kantong sendiri dan sisa 4 juta dibagi untuk stafnya.
Nilai keseluruhan 12 juta euro atau setara 205 miliar rupiah itulah yang tak perlu dikeluarkan Barcelona setelah sang arsitek pergi.
“Dia bisa saja serakah memikirkan tentang kontraknya, tetapi sebagai seorang fan sejati Barcelona, dia akan berpamitan tanpa meminta apa pun sebagai imbalan,” tulis Sport.
Sebelumnya pada Sabtu (27/1/2024), Xavi Hernandez mengumumkan keputusannya mundur sebagai pelatih Barca akhir musim ini.
Hal itu dia beberkan pasca-kekalahan Barcelona saat menjamu Villarreal pada lanjutan Liga Spanyol.
Isu soal tekanan berat dan kesehatan mental menjadi faktor yang diungkap Xavi.
“Saya tidak mengambil keputusan karena uang, kontrak saya tak akan pernah menjadi masalah,” katanya.
“Saya hanya membuat pilihan berdasarkan hati. Tidak butuh apa pun.”
“Ini pekerjaan yang kejam, ini membuat Anda sangat lelah.”
“Dari sisi level kesehatan mental, ini juga sulit. Saya pria yang positif, tapi level energi terus berkurang.”
“Pada suatu titik, Anda menyadari bahwa tak ada gunanya lagi bertahan,” tutur sang legenda.